BENZENA DAN RESONANSI
Senyawa benzena mempunyai rumus molekul C6H6,
dan termasuk dalam golongan senyawa hidrokarbon aromatik. Nama aromatik
digunakan karena senyawa tersebut berbau harum.dari rumus molekulnya dapat
diketahui bahwa benzena merupakan senyawa tidak jenuh karena tidak memenuhi
rumus CnH2n+2.Bila dibandingkan dengan senyawa hidrokarbon lain yang mengandung
6 buah atom karbon, misalnya heksana (C6H14) dan sikloheksana (C6H12), maka
dapat diduga bahwa benzena mempunyai derajat ketidakjenuhan yang tinggi. Dengan
dasar dugaan tersebut maka dapat diperkirakan bahwa benzena memiliki ciri-ciri
khas seperti yang dimiliki oleh alkena.Perkiraan tersebut ternyata jauh berbeda
dengan kenyataannya, karena benzena tidak dapat bereaksi seperti alkena (adisi,
oksidasi, dan reduksi).Lebih khusus lagi benzena tidak dapat bereaksi dengan
HBr, dan pereaksi-pereaksi lain yang lazimnya dapat bereaksi dengan
alkena.Sifat-sifat kimia yang diperlihatkan oleh benzena memberi petunjuk bahwa
senyawa tersebut memang tidak segolongan dengan alkena ataupun sikloalkena.
Senyawa benzena dan sejumlah turunannya
digolongkan dalam senyawa aromatik, Penggolongan ini dahulu semata-mata
dilandasi oleh aroma yang dimiliki sebagian dari senyawa-senyawa
tersebut.Perkembangan kimia pada tahap berikutnya menyadarkan para kimiawan
bahwa klasifikasi senyawa kimia haruslah berdasarkan struktur dan
kereaktifannya, dan bukan atas dasar sifat fisikanya.Saat ini istilah aromatik
masih dipertahankan, tetapi mengacu pada fakta bahwa semua senyawa aromatik
derajat ketidakjenuhannya tinggi dan stabil bila berhadapan dengan pereaksi
yang menyerang ikatan pi (π).
Benzena tidak dapat dibrominasi atau dilakukan
pemutusan ikatan karena rantai sikliknya maka jika terjadi tanda-tanda
pemutusan ikatan dapat distabilkan oleh ikatan pi (π) disebelahnya. Hal ini
berhubungan dengan resonansi benzena. Resonansi
adalah delokalisasi elektron pada molekul atau ion poli atomic tertentu dimana
ikatannya tidak dapat dituliskan dalam satu truktur Lewis. Struktur molekul
atau ion yang mempunyai delokalisasi elektron disebut dengan struktur resonan.
Dan ini telah menjelaskan bahwa mengapa benzene sulit untuk di lakukan
pemutusan ikatannya. Namun jika
direaksikan dengan katalis asaw Lewis (acceptor proton) maka benzene dapat di
brominasi. Adalah FeBr3 katalis dari teori asam Lewis yang dapat membantu Br
masuk kedalam ikatan benzene . Hal ini dikarenakan Fe dapat menyerap elektron
ikatan pada benzene. Subtittuen yang terdapat dalam rantai siklo benzene dapat
digolongkan sebagai pengarah orto, para, dan meta.
MEKANISME PENGARAH ORTO, PARA DAN GUGUS
PENGARAH META
Gugus-gugus yang meningkatkan laju
reaksi dinamakan gugus pengaktif sedangkan gugus yang memperlambat laju
reaksi disebut gugus pendeaktif. Gugus-gugus yang termasuk kelompok
pengarah orto-para sebagian bersifat pengaktif dan sebagian lainnya bersifat pendeaktif,
sedangkan gugus-gugus pengarah meta semuanya termasuk dalam kelompok pendeaktif.
Jika suatu gugus dikatakan sebagai pengaruh orto-para tidak mutlak diartikan
bahwa gugus yang baru seluruhnya diarahkan keposisi orto dan para
Halogen
termasuk kelompok gugus pengarah orto-para, tetapi gugus ini mendeaktifkan
inti. Kekhususan pada halogen ini dapat dijelaskan dengan asumsi bahwa efek
induksinya mempengaruhi kereaktifan dan efek resonansinya menentukan orientasi.
Pada senyawa klorobenzena, karena atom klor sangat elektronegatif maka
diperkirakan terjadi penarikan elektron pada inti benzena dan karena itu
mendeaktifkan inti benzena dalam reaksi subtitusi elektrofilik.
1.
Gugus Pengarah
Orto, Para
Kita lihat nitrasi pada toluena. Pada langkah
pertama ion nitrium dapat meyerang karbon cincin yang posisinya orto, meta atau
para terhadap gugus metil.
Pada salah satu dari ketiga penyumbang
resinansi pada ion Benzenonium antara (intermedia) untuk subsitusi orto atau
para, muatan positip berada pada karbon pembawa metil. Penyumbang resonansi itu
ialah karbo kation tersier dan lebih stabil dari pada penyumbang lainnya yang
merupakan karbo kation sekunder. Sebaliknya, dengan serangan meta, semua
penyumbang adalah karbo kation sekunder; muatan positif pada ion Benzenonium
intermediet tidak pernah bersebelahan dengan subsituen metil. Dengan demikian,
gugus metil ialah pengarah orto, para, karna pereaksi ini dapat berlangsung
melalui karbo kation intermediet yang paling stabil. Sama halnya, semua gugus
alkil lainnya ialah pengarah orto, para.
Sekarang kita liat gugus pengarah orto, para
yang tertera pada tabel 4.1. pada setiap gugus tersebut, atom yang melekat pada
cincin aromatik memiliki pasangan elektron bebas.
Pasangan elektron bebas ini dapat menstabilkan
muatan positif di sebelahnya. Mari kita lihat contoh, yaitu Brominasi fenol.
Baik dalam hal serangan orto atau para, salah
satu penyumbang pada ion benzenonium intermediet menempatkan muatan positif
pada karbon pembawa hidroksil. Pergeseran pasangan elektron bebas dari oksigen
ke karbon positif menyebabkan muatan positif terdelokalisasi lebih jauh, yaitu
ke oksigen (lihat struktur dalam kotak biru). Tidak mungkin ada struktur
seperti ini pada serangan meta. Dengan begitu, gugus hidroksil ialah pengarah
orto,para.
Kita dapat menggeneralisasi pengamatan ini. Semua
gugus dengan elektron bebas pada atom yang melekat pada cincin ialah pengarah
orto, para.
2.
Gugus Pengarah
Meta
Sekarang mari kita periks nitrasi pada Nitro
benzena dengan cara yang sama, untuk melihat apakah kita dapat menjelaskan efek
pengarah meta dari gugus nitro. Pada nitro benzena, nitrogen memiliki muatan
formal +1, sebagaiman ditunjukan pada strukturnya. Persamaan untuk membentuk ion
benzenonium intermediet ialah
Pada persamaan 4.30, salah satu penyumbang
pada hibrid resonansi intermediet untuk subsitusi orto atau para memiliki dua
muatan positif yang bersebelahan, yaitu susunan yang sangat tidak diinginkan,
sebab muatan yang sama saling tolak menolak. Tidak ada intermediet seperti ini
pada substitusi meta (persamaan 4.31). karna alasan inilah, subsitusi meta
lebih disukai.
Dapatkah kita menggeneralisasi penjelasan ini
pada gugus pengarah meta lainnya pada tabel 4.1? perhatikan bahwa setiap gugus
pengarah meta dihubungkan ke cincin aromatik oleh suatu atom yang merupakan
bagian dari ikatan rangkap atau ikatan rangkap tiga, dengan ujung lainnya ialah
atom yang lebih elektronegatif daripada karbon ( contohnya, atom
oksigen/nitrogen). Dalam hal ini atom yyang melekat pada cincin benzena akan
membawa muatan positif parsial (seperti nitrogen pada gugus nitro). Ini karena
penyumbang resonansi, seperti semua gugus yang serupa itu akan menjadi pengarah
meta karena alasan yang sama sepertingugus nitro yang bersifat pengarah meta:
untuk mengindari adanya dua muatan positif yang bersebelahan dalam ion
benzenonium intermedietnya. Kita dapat membuat generalisasi. Semua gugus dengan
atom yang langsung melekat pada cincin aromatik yang bermuatan positif atom
merupakan bagian ikatan majemuk dengan unsur yang lebih elektronegatif ialah
pengarah meta.
Assalamualaikum Warahmatullah ayu^^
ReplyDeleteMenurut anda apakah yang mempengaruhi sifat-sifat fisik dan reaktivitas cincin benzena? mohon diberi penjelasan, Terima Kasih^^
Wassalamualaikum Warahmatullah^^
This comment has been removed by the author.
Deletewaalaikumsalam nisa,
ReplyDeleteSifat-sifat fisik dan reaktivitas cincin benzena sangat dipengaruhi oleh apakah substituen mengurangi atau menambah kerapatan elektron pada cincin. Mengingat bahwa cicnin aromatik mempunyai awan elektron di atas dan di bawah bidang cincin dan elektron-elektron inilah yang mudah diserang oleh elektrofil. Bila sebuah gugus penarik elektron ditempatkan pada cincin, benzena yang relatif nonpoalar akan elektronegatif.
Perubahan ini kemudian mengubah sifat-sifat fisik senyawa, misalnya titik cair dan titik didih. Setiap gugus yang terikat pada cincin akan mempengaruhi reaktivitas cincin serta menentukan orientasi substitusi. Bila suatu pereaksi elektrofilik menyerang cincin aromatik, gugus yang telah terikat pada cincinlah yang akan menentukan dimana dan bagaimana penyerapan tersebut berlangsung.
ASSALAMUALAIKUM
ReplyDeletesaya ingin bertanya, bisakah anda jelaskan mengapa benzene sulit untuk dilakukan pemutusan ikatan rangkapnya?
terimakasih
waalaikumsalam,
DeleteBenzena tidak dapat dibrominasi atau dilakukan pemutusan ikatan karena rantai sikliknya maka jika terjadi tanda-tanda pemutusan ikatan dapat distabilkan oleh ikatan pi (π) disebelahnya. Hal ini berhubungan dengan resonansi benzena. Resonansi adalah delokalisasi elektron pada molekul atau ion poli atomic tertentu dimana ikatannya tidak dapat dituliskan dalam satu truktur Lewis. Struktur molekul atau ion yang mempunyai delokalisasi elektron disebut dengan struktur resonan. Dan ini telah menjelaskan bahwa mengapa benzene sulit untuk di lakukan pemutusan ikatannya. Namun jika direaksikan dengan katalis asaw Lewis (acceptor proton) maka benzene dapat di brominasi. Adalah FeBr3 katalis dari teori asam Lewis yang dapat membantu Br masuk kedalam ikatan benzene . Hal ini dikarenakan Fe dapat menyerap elektron ikatan pada benzene. Subtittuen yang terdapat dalam rantai siklo benzene dapat digolongkan sebagai pengarah orto, para, dan meta.
Assalamualaikum AYU, saya mau menambahakan sedikit "Benzena mensubsitusi bila berhadapan dengan elektrofil ternyata mempunyai pola reaksi yang tertentu. Dalam hak ini subsituen yang terikat pada inti benzena mempengaruhi laju reaksi dan arah serangan elektrofil. Bila ditinjau dari pengaruhnya terhadap laju reaksi, maka gugus-gugus subsituen dibedakan menjadi gugs pengaktif. Yang dimaksud gugus pengaktif adalah gugus subsituen yang keberadaannya meningkatkan kereaktifan dalam reak sinya dengan elektrofil, sedangkan gugus pendeaktif adalah menurunkan kereaktifan. Peningkatan dan penurunan kereakifan tersebut adalah dengan mengunakan senyawa acuan benzena. Terima kasih.
ReplyDeletewaalaikumsalam,
Deleteterimakasih atas penambahannya safira
maaf sebelumnya ada referensi yg terkait pada jawaban nya ga kak ? untuk sebagai literatur ka
Deletesaya mau tanya, benzena kan memiliki awan elektron phi inti aromatis. bisakah awan elektron phi tersebut membentuk ikatan dengan atom yang parsial positif (misal : H parsial positif). dan jika bisa, termasuk ke dalam jenis ikatan hidrogen atau gaya van der wals?
ReplyDeleteassalamualikum kak, saya mau tanya... bagaimanakah klasifikasi subtituen pada benzena? dan berdasarkan apakah subtituen itu dikelompokkan? terimakasih
ReplyDeletesalam. bisa share judul buku yang menjelaskan reaksi organik sedetai itu, makasih
ReplyDelete