STEREOKIMIA
Konfigurasi
adalah urutan penataan keempat gugus disekitar suatu atom karbon kiral. Kiral
adalah penataan kiri atau kanan atom-atom disekitar atom C dapat mengakibatkan
isomer. Obyek apa saja yang tak dapat diimpitkan pada bayangan cerminnya dikatakan
kiral. Sedangkan sepasang molekul yang bayangan cerminnya tidak dapat
ditumpangtindihkan satu dengan lainnya disebut enansiomer. Jadi dapat dikatakan
bahwa enansiomer adalah kiral. Adapun pusat kiral yaitu
pusat yang menghasilkan senyawa khiral. Pusat kiral/pusat streogenik selalu asimetrik (mengikat 4 atom/gugus berbeda) sedangkan asimetrik
tidak selalu kiral.
1.
KONFIGURASI RELATIF
DAN MUTLAK
Konfigurasi
absoulte atau konfigurasi mutlak adalah penataan atom-atom dalam ruang 3
dimensi dengan orientasi yang telah pasti. Sedangkan konfigurasi relatif adalah
perbandingan penataan atom-atom dari bangun 3 dimensi dan biasanya bersifat
asimetris yang orientasinya belum pasti.
a.
Ketentuan
Chan-Ingold-Prelog (Konfigurasi Absolut)
Enantiomer
dibedakan berdasarkan susunan gugus yang melekat pada pusat stereogenik/kiral.
Susunan gugus ini disebut konfigurasi pada pusat stereogenik. Pasangan enantiomer ialah jenis isomer dengan konfigurasi lain;
keduanya dikatakan mempunyai konfigurasi berlawanan.
Bila merujuk pada pasangan
enantiomer tertentu, kita ingin dapat menunjuk mana konfigurasi yang kita
maksudkan tanpa harus menggambarkan strukturnya. Konvensi untuk melakukannya
dikenal sebagai sistem R-S atau Chan-Ingold-Prelog (CIP). Caranya adalah
seperti dibawah ini:
Keempat gugus yang melekat pada pusat stereogenik diletakan pada urutan prioritas (dengan sistem yang dijelaskan berikut), a b c d. Pusat stereogenik kemudian dilihat dari sisi yang berlawanan dengan gugus prioritasnya terendah, yaitu d. Jika ketiga gugus sisanya (a b c) membentuk arah jarum jam, konfigurasi ini disebut R (dai kata lati rectus, kanan). Jika susunan gugus tersebut membentuk arah berlawanan jarum jam, konfigurasi itu disebut S (dari kata Latin sinister, kiri).
Urutan prioritas dari empat gugus diatur sebagai berikut:
Aturan 1
: Atom yang melekat langsung ke pusat stereogenik diberi peringkat sesuai
dengan nomor atom: semakin tinggi nomor atom, semakin tinggi peringkatnya.
Cl>O>C>H
Prioritas
tinggi ke rendah
Jiika salah satu dari empat gugus itu adalah H, atom ini selalu
mendapat prioritas terendah, dan kita melihat pusat stereogenik ke arah ikatan
C-H, yaitu dari C ke H.
Aturan 2 :
Jika keputusan tidak dapat ditarik dengan aturan 1 (artinya, jika dua atau
lebih atom yang langsung melekat itu
sama), urutkan lagi ke luar dari pusat stereogenik sampai keputusan dapat
ditarik. Contohnya gugus etil memiliki prioritas lebih tinggi dibandingkan
gugus metil, sebab pada titik perbedaan pertama sewaktu bergerak menjauh dari
pusat stereogenik, kita bertemu dengan karbon (prioritas lebih tinggi) pada
gugus etil dan hidrogen (priorita lebih rendah) pada gugus metil.
Untuk pusat stereogenik pada senyawa siklik, aturan yang
sama untuk menetapkan prioritas dapat diikuti. Contohnya: pada
1,1,3-trimetilsikloheksana, empat gugus yang melekat pada karbon tiga-3
berdasarkan prioritasnya adalah:
-CH2C(CH3)2CH2>-CH2CH2>-CH3>-H
Aturan
ketiga yang agak rumit, diperlukan untuk menangani ikatan rangkap atau ikatan
rangkat tiga serta cincin aromatik.
Aturan
3
: ikatan majemuk dianggap seolah-olah memiliki ikatan tunggal yang sama. Contohnya,
gugus vinil –CH=CH2 dihitung sebagai
b.
Ketentuan Fischer (Konfigurasi relative)
Dengan
mengunakan Proyeksi Fischer, sistem penggambaran konfigurasi gugus disekitar
pusat kiral yang berbeda (susunan ruang atom atau gugus yang menempel pada
karbon kiral), yaitu konvensi D dan L. Metode ini banyak digunakan dalam
biokimia dan kimia organik terutama untuk karbohidrat dan asam amino.
Gliseraldehida
ditetapkan sebagai senyawa standar untuk menentukan konfigurasi semua
karbohidrat. Proyeksi Fischer terhadap gliseraldehida dengan rantai karbon
digambarkan secara vertikal, dengan karbon yang paling teroksidasi (aldehid)
berada pada bagian paling atas, dengan gambar struktur sebagai berikut :
Gugus
OH pada pusat kiral digambarkan pada sisi sebelah kanan untuk isomer D dan sisi
sebelah kiri untuk isomer L. Ini berarti setiap gula yang memiliki stereokimia
yang sama dengan D-gliseraldehida termasuk gula seri D (misalnya D-glukosa),
sedangkan gula yang memiliki stereokimia yang sama dengan L-gliseraldehida
termasuk gula seri L. Di mana penentuan D atau L berdasarkan pada asimetris
pada atom karbon molekul yang kedua dari belakang, yang merupakan C5 pada
gambar sebagai berikut :
Situasi
ini analog untuk asam amino, jika proyeksi Fischer digambarkan (rantai karbon
vertikal dengan atom karbon yang paling teroksidasi berada paling atas), maka
semua asam amino “alami” yang ditemukan dalam protein manusia, diketahui
memiliki gugus NH3+ pada posisi sebelah kiri proyeksi Fischer, yang sama dengan
L-gliseraldehida, sehingga asam-asam amino ini dikenal sebagai asam amino seri
L. Hal ini sangat menguntungkan dan bermanfaat dibidang kesehatan, khususnya
bidang Farmasi dalam hal rancangan obat dengan uji toksisitas selektif, di mana
diketahui asam amino pada mikroorganisme memiliki konfigurasi yang berlawanan
yaitu seri D, sebagai contoh Penisillin yang menghambat enzim transpeptidase
dalam sintesis dinding sel mikroba, hal ini berhubungan dengan dipeptida
D-alanin-D-alanin dari dinding sel mikroba yang mirip dengan struktur
penisillin. Sehingga penisilin tidak toksik terhadap manusia yang memiliki
L-alanin dalam protein tubuh.
2.
PEMISAHAN CAMPURAN
RASEMIK
Pada persamaan 5.5
dinyatakan bahwa bila reaksi antara dua reagen akiral menghasilkan produk kiral,
hasilnya selalu campuran rasemik (50:50) enantiomer. Andaikan kita ingin
memperoleh setiap enantiomer murni dan bebas dari enantiomer lain. Proses pemisahan
campuran rasemik menjadi enantiomernya dinamakan resolusi. Karena enantiomer memiliki sifat akiral
yang identik, bagaimana cara kita memisahkan campuran rasemik ke dalam komponen-komponenya?
Jawabannya ialah mengonversinya menjadi diastereomer yang sekarang telah
terpisah menjadi enantiomernya kembali.
Untuk memisahkan dua
enantiomer, pertama-tama kita reaksikan dengan reagen kiral. Produknya akan
berua sepasang diastereomer. Diastereomer ini telah kita ketahui berbeda dalam
semua jenis sifatnya dan dapat dipisahkan melalui metode biasa. Prinsip ini diilustrasikan
dalam persamaan berikut:
Sesudah diastereomer-diastereomer
ini dipisahkan, kemudian kita melaksanakan reaksi yang meregenerasi reagen
kiral itu dan memisahkan enantiomernya.
R-R menjadi R+R dan S-R menjadi S+R
Louis pasteur merupakan
orang pertama yang meresolusi campuran rasemik ketika ia memisahkan garam
natrium amoium dari (+)- dan (-)asam tartarat. Dalam hal tertentu ia adalah
reagen kiral, karena ia dapat membedakan antara kristal yang bersifat kiri dan
yang bersifat kanan.
Assalamualaikum Warahmatullah^^
ReplyDeletesaya ingin bertanya kepada saudari sriwahyuni oktavia, bagaimana kita memprediksi apakah suatu molekul tersebut kiral atau tidak?
tolong jelaskan! Terima Kasih^^
Wassalamualaikum warahmatullah^^
waalaikumsalam wr.wb
Deletesaya akan menjawab pertanyaan anisa mengenai :Bagaimana kita memprediksi apakah suatu molekul tersebut kiral atau tidak?
Jawab: Molekul yang tidak kiral jika mengandung sisi simetri ("plane of chemistry"). Sisi simetri yang dimaksud adalah sisi datar yang dipotong melewati tengah-tengah dari molekul. Sebagai contoh tabung Erlenmeyer mempunyai sisi simetri. Jika kita memotong tabung Erlenmeyer secara vertikal, akan nampak sisi satu akan merupakan bayangan cermin sisi yang lain. Salah satu tangan kita tidak mempunyai sisi simetri karena sisi setengahnya bukan merupakan bayangan cermin.
Molekul yang mempunyai sisi simetri dalam berbagai kemungkinan dalam konformasinya harus identik dengan bayangan cermin dan karena itu merupakan senyawa nonkiral atau biasa disebut akiral.
Assalamu'alaikum ayu..
ReplyDeleteDari postingan diatas , saya ingin bertanya.pada resume atas dituliskan bahwa enantiomer adalah kiral. Mengapa demikian? Tolong dijelaskan
Terima kasih
WAALAIKUMSALAM RENI,
DeleteKonfigurasi adalah urutan penataan keempat gugus disekitar suatu atom karbon kiral. Kiral adalah penataan kiri atau kanan atom-atom disekitar atom C dapat mengakibatkan isomer. Obyek apa saja yang tak dapat diimpitkan pada bayangan cerminnya dikatakan kiral. Sedangkan sepasang molekul yang bayangan cerminnya tidak dapat ditumpangtindihkan satu dengan lainnya disebut enansiomer. Jadi dapat dikatakan bahwa enansiomer adalah kiral.
assalamualaikum wr.wb. sriwahyuni saya ingin bertanya bagaimana cara memisahkan dua enantiomer?
ReplyDeleteWAALAIKUMSALAM WR.WB
ReplyDeleteUntuk memisahkan dua enantiomer, pertama-tama kita reaksikan dengan reagen kiral. Produknya akan berua sepasang diastereomer. Diastereomer ini telah kita ketahui berbeda dalam semua jenis sifatnya dan dapat dipisahkan melalui metode biasa.
Sesudah diastereomer-diastereomer ini dipisahkan, kemudian kita melaksanakan reaksi yang meregenerasi reagen kiral itu dan memisahkan enantiomernya.
R-R menjadi R+R dan S-R menjadi S+R