Peranan Orbital dalam Pembentukan Ikatan



Peranan Orbital dalam Pembentukan Ikatan


Sebelum kita mengkaji perana orbital dalam pembentukan ikatan ada baiknya kita memahami mengenai orbital terlebih dahulu. Secara umum, dalam ilmu kimia, orbital atom merupakan ruang ditemukannya electron di dalam atom. Ruang ini sifatnya spesifik, artinya tidak semua ruang atau space di dalam atom ini akan terisi oleh electron. Sehingga bisa dikatakan bahwa orbital ini seperti wilayah khusus kekuasaan electron. Menurut Bohr, electron dalam mengelilingi inti berada pada lintasan dengan jarak tertentu dari inti. Lintasan elektron ini disebut orbit. Menurut model atom modern (Mekanika Kuantum), keberadaan elektron dalam mengelilingi inti tidak dapat diketahui secara tepat, sesuai dengan ketidakpastian Heisenberg. Tetapi yang dapat ditentukan hanya peluang menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti. Prinsip dasar dari model atom modern menyatakan bahwa gerakan electron dalam mengelilingi inti bersifat seperti gelombang sesuai dengan hipotesis de Broglie, yang menyatakan bahwa materi bersifat seperti partikel juga bersifat seperti gelombang. Elektron dalam atom bergerak mengelilingi inti sambil bergetar, sehingga menghasilkan gerakan dalam bentuk 3 (tiga) dimensi. Oleh karena itu tidaklah mungkin menentukan posisi serta momentum yang pasti dari electron dalam atom.


Orbital Molekul


Orbital molekul adalah orbital-orbital dari dua atom yang saling tumpang tindih agar dapat menghasilkan ikatan kovalen.[1] "Ikatan kovalen yang digambarkan oleh teori tolakan pasangan elektron kulit valensi (Valence Shell Electron-Pair Repulsion-VSEPR), sangat signifikan dalam menjelaskan atau meramalkan struktur geometri suatu molekul sekalipun tidak melibatkan aspek matematik. Perkembangan teori orbital molekuler (Moleculer Orbital Theory-MOT) pada mulanya dipelopori oleh Hund dan Mulliken. Seperti halnya pada senyawa-senyawa sederhana, konsep orbital molekular juga dapat diterapkan pada senyawa kompleks. Namun dapat disederhanakan dengan hanya mempertimbangkan orbital-orbital atomik yang benar-benar berperan dalam pembentukan orbital molekuler (OM) yaitu orbital 3d, 4s, dan 4p bagi atom pusat dari logam transisi seri pertama dan orbital s-p atau bentuk hibridisasinya bagi atom donor dari ligan yang bersangkutan".




Orbital Molekuler


Sebagian dari orbital molekul mempunyai energi yang lebih besar daripada energi orbital atom. Hal tersebut dikarenakan terbentuknya orbital dari orbital molekul pengikatan (bonding) dan orbital molekul antiikatan (antibonding). Pada bagian dalam elektron yang tidak diambil disebut elektron tidak berikatan (nonbonding) dan elektron tersebut mempunyai energi yan sama dengan energi yang dimiliki oleh atom-atom yang terpisah. Setiap jenis orbital secara umum mempunyai energi-energi yang relatif. "Orbital molekul, seperti orbital atom, dapat berisi dua elektron, satu dengan spin keatas dan yang lain dengan spin kebawah. Dalam orbital molekul pengikatan, pengikatan kovalen terjadi karena pemakaian bersama elektron-elektron (yang paling sering adalah pasangan elektron dengan spin yang berlawanan). Kerapatan elektron rata-rata yang terbesar berada di antara nukleinya dan cenderung untuk menarik nukleinya bersama-sama. Pemakaian bersama elektron itu sendiri tidaklah mencukupi untuk terjadinya ikatan kimia. Elektron yang dipakai pada orbital molekul antipengikatan secara bersama-sama cenderung untuk memaksa inti atau nekleinya berpisah, sehingga kekuatan ikatan tersebut menurun".



Ikatan Orbital Dan Antiikatan Orbital


Fasa relatif kedua orbital atom sangat penting dalam menentukan apakah orbital molekul yang terjadi merupakan orbital pengikatan atau antipengikatan. Orbital pengikatan terbentuk dari tumpang tindih fungsi-fungsi gelombang dengan fasa yang sama, orbital anti pengikatan terbentuk dari tumpang tindih fungsi-fungsi gelombang dengan fasa yang berlawanan. Pengisian elektron dalam orbital molekuler kompleks dimulai dari orbital dengan energi terendah yaitu orbital ikat, kemudian nonikat, dan akhirnya antiikat. Orbital ikat seluruhnya terisi elektron-elektron ligan, sesuai dengan peran atom donor ligan, dan ini menunjukan pada jumlah ikatan metal-ligan atau bilangan koordinasi.




Comments

  1. Assalamua'laikum, saya mau bertanya bagaimana orbital atom dalam mengambil bagian dalam pembentukan orbital molekul? Tolong di jelaskan ....

    ReplyDelete
    Replies
    1. waalaikumsalam hermaliza sarah
      Dalam mengambil bagian dalam pembentukan orbital molekul, orbital atom harus memenuhi persyaratan sebgai berikut:
      1. Orbital atom yang membentuk orbital molekul harus mempunyai energi yang dapat dibandingkan.
      2. Fungsi gelombang dari masing-masing orbital atom harus bertumpang tindih dalam ruangan sebanyak mungkin..
      3. Fungsi gelombang orbital atom harus mempunyai simetri yang relatif sama dengan sumbu molekul.
      4. Yang paling umum membentuk orbital molekul adalah σ (sigma) dan orbital π (pi). Orbital sigma simetris disekitar sumbu antarnuklir. Penampang tegak lurus terhadap sumbu nuklir (biasanya sumbu x) memberikan suatu bentuk elips. Ini terbentuk dari orbital s maupun dari p dan orbital d yang mempunyai telinga sepanjang sumbu antar nuklir. Orbital π terbentuk ketika orbital p pada setiap atom mengarah tegak lurus terhadap sumbu antarnuklir. Daerah tumpang tindih ada di atas dan di bawah sumbu ikatan

      Delete
  2. Assalamualaikum wr wb , saya ingin bertanya mengapa atom-atom berikatan? dan bagaimana caranya? Terimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. WAALAIKUMSALAM NINA, saya akan mencoba unuk menjawab pertanyaan nina

      Atom-atom dapat berikatan karena mereka saling membutuhkan elektron untuk mencapai kestabilan. Ada yang memberikan dan ada atom yang menerima. Atom yang satu berikatan dengan atom yang lainnya melalui berbagai macam ikatan kimia. Macam-macam ikatan kimia yang dibentuk oleh atom tergantung dari struktur elektron atom. Misalnya, energi ionisasi dan kontrol afinitas elektron dimana atom menerima atau melepaskan elektron.
      Setiap unsur memiliki kecenderungan untuk mencapai konfigurasi elektron yang stabil (sama dengan konfigurasi gas mulia). Hal itu dapat dilakukan dengan berikatan dengan unsur lain. Pada saat berikatan, suatu unsur dapat melepas atau menerima elektron sehingga mencapai konfigurasi yang sama dengan gas mulia.

      Golongan Elektron Valensi Kecenderungan Mencapai Kestabilan
      IA 1 Melepaskan 1 elektron
      IIA 2 Melepaskan 2 elektron
      IIIA 3 Melepaskan 3 elektron
      IVA 4 Melepaskan 4 elektron
      VA 5 Melepaskan 5 elektron
      VIA 6 Melepaskan 6 elektron
      VIIA 7 Melepaskan 7 elektron

      Ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi karena adanya gaya tarik antara partikel – partikel yang berikatan. Menurut Lewis dan Kossel , jika unsur – unsur membentuk senyawa (membentuk ikatan kimia), unsur itu mengalami perubahan konfigurasi elektron gas mulia yang stabil. Gagasan ini yang melahirkan teori Lewis dan Kossel, sebagai berikut :
      a) Elektron terluar (elektron valensi) mempunyai peranan penting dalam pembentukan ikatan kimia.
      b) Pembentukan ikatan kimia terjadi karena perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain. Atom yang melepas elektron membentuk ion positif, sedangkan atom yang menerima electron membentuk ion negative. Ikatan antara ion positif dan ion negative disebut ikatan ion.
      c) Pembentukan ikatan kimia juga dapat terjadi akibat pemakaian bersama pasangan electron. Ikatan kimia yang terjadi disebut ikatan kovalen.
      d) Perpindahan electron dan pemakaian bersama pasangan electron bertujuan agar tercapai konfigurasi elektron yang stabil (duplet atau oktet)

      Delete
  3. Assalamualaikum warahmatullah.
    Saya ingin sedikit menambahkan :)

    Aturan konfigurasi elektron yang dapat digunakan untuk memahami kestabilan orbital molekul adalah sebagai berikut:
    1. Jumlah orbital molekul yang terbentuk selalu sama dengan jumlah orbital atom yang bergabung.
    2. Semakin stabil orbital molekul ikatan, semakin kurang stabil orbital molekul anti-ikatan yang berkaitan.
    3. Pengisian orbital molekul dimulai dari tingkat energi rendah ke tingkat energi tinggi. Molekul yang stabil, jumlah elektron dalam orbital molekul ikatannya selalu lebih banyak daripada dalam orbital molekul anti-ikatan karena pengisian elektron dalam orbital molekul ikatan yang dimulai dari yang energi lebih rendah terlebih dahulu.
    4. Elektron ketika ditambahkan ke orbital molekul dengan energi yang sama, susunan yang paling stabil diramalkan aoleh aturan Hund, yaitu elektron memasuki ke orbital-orbital molekul ini dengan spin sejajar.
    5. Jumlah elektron dalam orbital molekul sama dengan jumlah semua elektron pada atom-atom yang berikatan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. waalaikumsalam
      terimakasih atas penambahannya wahyuni andriani

      Delete

Post a Comment