TUGAS
TERSTRUKTUR PERTEMUAN 2 dan 3
1.
Menurut
Louis de Broglie bahwa elektron mempunyai sifat gelombang sekaligus juga
partikel. Jelaskan keterkaitannya dengan teori mekanika kuantum dan Teori Orbital Molekul!
Jawaban:
Pada tahun 1924,
Louis de Broglie, menjelaskan bahwa cahaya dapat berada dalam suasana tertentu
yang terdiri dari partikel-partikel, kemungkinan berbentuk partikel pada suatu
waktu, yang memperlihatkan sifat-sifat seperti gelombang (James E Brady, 1990).
Argumen de Broglie menghasilkan hal sebagai
berikut.
Einstein : E = mc2
Max Planck : E = h · ʋ
sehingga untuk menghitung panjang gelombang
satu partikel diperoleh :
λ = h / (m . ʋ)
dengan:
λ = panjang gelombang (m)
m = massa partikel (kg)
ʋ = kecepatan partikel (m/s)
h = tetapan Planck (6,626 × 10–34 Joule
s)
Hipotesis de
Broglie terbukti benar dengan ditemukannya sifat gelombang dari elektron.
Elektron mempunyai sifat difraksi seperti halnya sinar–X. Sebagai akibat dari
dualisme sifat elektron sebagai materi dan sebagai gelombang, maka lintasan
elektron yang dikemukakan Bohr tidak dapat dibenarkan. Gelombang tidak bergerak
menurut suatu garis, melainkan menyebar pada suatu daerah tertentu.
Pada tahun 1927,
WERNER HEISENBERG mengemukakan bahwa posisi atau lokasi suatu elektron
dalam atom tidak dapat ditentukan dengan pasti. Heisenberg berusaha menentukan
sifat-sifat subatomik dan variabel yang digunakan untuk menentukan sifat atom.
Sifat ini adalah kedudukan partikel (x) dan momentum (p).
Kesimpulan dari
hipotesisnya adalah bahwa pengukuran subatomik selalu terdapat ketidakpastian
dan dirumuskan sebagai hasil kali antara ketidakpastian kedudukan (Δx) dengan
ketidak pastian momentum (Δp) dan dirumuskan sebagai berikut :
h
Δx. Δp = —————–
2π
Kemungkinan
(kebolehjadian) menemukan elektron pada suatu titik pada jarak tertentu dari
intinya disebut sebagai Prinsip Ketidakpastian Heisenberg. Artinya gerakan lintasan elektron beserta
kedudukannya tidak dapat diketahui dengan tepat.
Hipotesis
Louis de Broglie dan azas ketidakpastian dari Heisenberg merupakan dasar dari
model Mekanika Kuantum (Gelombang) yang dikemukakan oleh ERWIN SCHRODINGER pada
tahun1927, yang mengajukan konsep orbital untuk menyatakan kedudukan elektron
dalam atom. Orbital menyatakan suatu daerah dimana elektron paling mungkin
(peluang terbesar) untuk ditemukan.
Schrodinger
sependapat dengan Heisenberg bahwa kedudukan elektron dalam atom tidak dapat
ditentukan secara pasti, namun yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian
menemukan elektron pada suatu titik pada jarak tertentu dari intinya. Ruangan
yang memiliki kebolehjadian terbesar ditemukannya elektron disebut Orbital.
Dalam mekanika
kuantum, model orbital atom digambarkan menyerupai “awan”. Beberapa orbital
bergabung membentuk kelompok yang disebut Subkulit.
Persamaan
gelombang ( Ψ= psi) dari Erwin Schrodinger menghasilkan tiga bilangan gelombang
(bilangan kuantum) untuk menyatakan kedudukan (tingkat energi, bentuk, serta
orientasi) suatu orbital, yaitu: bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum
azimut (l) dan bilangan kuantum magnetik (m).
2.
Bila absorpsi
sinar UV oleh ikatan rangkap
menghasilkan promosi elektron ke orbital yang berenergi lebih tinggi. Transisi
elektron manakah memerlukan energi terkecil bila sikloheksena berpindah ke
tingkat tereksitasi ?
Jawaban:
Sinar UV
merupakan sinar dengan panjang gelombang yang lebih pendek dari sinar tampak
dengan panjang gelombang berkisar antara 400-200 nm. Absorsi sinar UV
mengakibatkan eksitasi molekul dari energy dasar ke energy yang lebih tinggi.
Transisi elektron adalah perpindahan elektron dari orbit yang satu ke orbit
yang lain dengan memancarkan gelombang elektromagnetik. Ketika berpindah dari
orbit yang luar ke orbit yang dalam, elektron akan memancarkan energy sebesar
E=hf, dengan f adalah frekuensi gelombang yang dipancarkan. Pada transisi
elektronik inti-inti atom dapat dianggap berada pada posisi yang tepat. Hal ini
dikenal dengan prinsip Franck-Condon. Disamping itu dalam proses transisi ini
tidak semua elektron ikatan terpromosikan ke orbital antiikatan.
Berdasarkan jenis orbital tersebut maka,
jenis-jenis transisi elektronik dibedakan menjadi empat macam, yakni:
1) Transisi σ → σ*
2) Transisi π → π*
3) Transisi n → π*
4) Transisi n → σ*
Pengabsorbsian
sinar UV atau sinar tampak oleh suatu molekul menghasilkan eksitasi elektron
bonding. Akibatnya panjang gelombang absorbsi maksimum dapat dikorelasikan
dengan jenis ikatan yang ada dalam molekul yang diselidiki. Oleh karena itu
spektroskopi serapan molekul berguna untuk mengidentifikasi gugus fungsional
yang ada dalam suatu molekul. Akan tetapi yang lebih penting adalah penggunaan
spektroskopi serapan UV dan sinar tampak untuk penentuan kuantitatif
senyawa-senyawa yang mengandung gugus pengabsorbsi.
Sikloheksana
adalah sikloalkana dengan rumus molekul C6H12. Pada zat-zat pengabsorbsi ini
berkaitan dengan tiga jenis transisi elektron, yaitu elektron-elektron π, σ,
dan n, yang meliputi molekul atau ion organik dan sejumlah anorganik.
Penyelidikan spektroskopi senyawa-senyawa organik dilakukan pada daerah UV yang
panjang gelombangnya lebih besar dari 185nm. Dan bila 2 orbital atom bergabung
maka salah satu orbital molekul bonding berenergi rendah atau orbital molekul
anti bonding berenergi tinggi dihasilkan. Orbital molekul yang diasosiasikan
dengan ikatan tunggal dalam molekul organik ditandai dengan orbital sigma dan
elektron yang terlibat adalah elektron sigma.
Comments
Post a Comment