STEREOKIMIA
Stereokimia
adalah studi mengenai molekul-molekul dalam ruang tiga dimensi, yakni bagaimana
atom-atom dalam sebuah molekul ditata dalam ruangan satu relatif terhadap yang
lain.
Stereoisomer adalah senyawa berlainan yang
mempunyai struktur sama, berbeda hanya dalam hal penataan atom-atom dalam
ruangan.
1. Isomer
geometrik atau
isomer cis-trans
Isomer
geometri adalah stereoisomer yang berbeda karena gugus-gugus berada pada satu
sisi atau pada sisi-sisi yang berlawanan terhadap letak ketegaran molekul.
Molekul
di alam tidaklah diam atau statis, namun melakukan banyak gerakan, diantara
gerakan yang paling umum adalah translasi (gerak lurus), rotasi (memutar), dan
vibrasi (bergetar). Salah satu gerak yang akan kita tinjau adalah gerak rotasi.
Ikatan rangkap dua karbon-karbon pada alkena tidak dapat memutar (melintir)
sebab jika diputar akan memutuskan ikatan rangkap, tentunya memerlukan energi
cukup besar sehingga mengakibatkan ketegaran diantara ikatan rangkap tersebut.
Akibat dari ketegaran, ikatan rangkap menimbulkan isomer tertentu pada alkena. Contoh
pada alkena mempunyai 2 isomer geometri yaitu cis dan trans. Syarat utama
adanya isomer cis-trans adalah adanya ikatan rangkap 2 atom C (C = C), yang tiap-tiap atom C pada
ikatan rangkap itu mengikat atom atau gugus atom yang berbeda. Perhatikan 2
senyawa berikut :
CH2=CH-CH3 bila digambarkan sebagai berikut
Coba perhatikan C
sebelah kiri, atom C tersebut mengikat 2 atom yang sama yaitu atom H, sedang C
sebelah kiri mengikat 2 gugus atom berbeda yaitu H dan CH3.
Perhatikan 2- butena
CH3-CH=CH-CH3, bila digambarkan
sebagai berikut:
C sebelah kiri, atom C
tersebut mengikat 2 gugus atom yang berbeda yaitu atom H dan gugus –CH3,begitu
juga C sebelah kiri mengikat 2 gugus atom berbeda yaitu H dan CH3.
Jadi :
·
1-propena (CH2=CH-CH3) tidak mempunyai
isomer cis-trans
·
2-butena CH3-CH=CH-CH3 mempunyai isomer
cis-trans.
Isomer cis-trans
terjadi bila tiap-tiap atom C yang berikatan rangkap mengikat gugus atom
berbeda. Keisomeran geometri menghasilkan 2 bentuk isomer yaitu : Cis
dan Trans. Ketika gugus substituen berorientasi pada arah yang sama,
diastereomer ini disebut sebagai cis, sedangkan ketika subtituen berorientasi
pada arah yang berlawanan, diastereomer ini disebut sebagai trans. Jadi
2-butena CH3-CH=CH-CH3 mempunyai isomer cis-trans sbb :
Notasi E/Z
Bromin mempunyai
prioritas CIP yang lebih tinggi daripada klorin, sehingga alkena ini merupakan
isomer Z.
Sistem
penamaan isomer cis/trans tidaklah efektif ketika terdapat lebih dari dua
substituen pada ikatan ganda. Notas E/Z dapat digunakan untuk kasus seperti
ini. Z (berasal dari Bahasa Jerman zusammen) berarti bersama dan
berkorespondensi dengan istilah cis; E (berasal dari Bahasa Jerman entgegen)
berarti berlawanan dan berkorespondensi dengan istilah trans.
Sebuah
konfigurasi molekul disebut E atau Z tergantung pada kaidah prioritas Cahn-Ingold-Prelog.
Kaidah Prioritas
Cahn-Ingold-Prelog.
1.
Atom dengan nomor massa lebih tinggi
mempunyai prioritas lebih tinggi.
2.
Isotop dengan nomor massa lebih tinggi
mempunyai prioritas lebih tinggi.
3.
Jika kedua atom identik atom berikutnya
yang menentukan prioritas.
4.
Atom dengan ikatan rangkap 2/3 setara
dengan 2/3 kali ikatan tunggal.
Untuk
setiap atom yang melekat pada ikatan ganda, diperlukan penentuan substituen
mana yang memiliki prioritas lebih tinggi.
Z (Zusamen) : Jika dua substituen berprioritas leih
tinggi berada pada sisi yang sama;
E
(Engegen) : Jika dua subsituen berprioritas
lebih tinggi berada pada sisi yang berbeda berlawanan, susunan ini disebut E.
2. Konformasi
dan Kiralitas
Konformasi
adalah penataan atom atau gugus-gugus yang terikat oleh ikatan sigma dalam
ruang secara berlainan akibat rotasi atom/ gugus tersebut mengelilingi ikatan
tersebut. Kiralitas
(chirality) adalah bagaimana penataan kiri atau kanan atom – atom disekitar
sebuah atom karbon dapat mengakibatkan isomeri.
Assalamualaikum Warahmatullah^^
ReplyDeleteSaudari sriwahyuni oktavia saya ingin menambahkan sedikit mengenai artikel anda
Tiga aspek stereokimia :
1. Konformasi molekul : berkaitan dengan bentuk molekul dan bagaimana bentuk molekul itu diubah akibat adanya putaran bebas disepanjang ikatan C-C tunggal.
2. Konfigurasi berkaitan dengan kiralitas molekul : bagaimana penataan atom-atom disekitar atom karbon yang mengakibatkan terjadinya isomer.
3. Isomer geometrik : terjadi karena adanya ketegaran (rigit) dalam molekul yang mengakibatkan adanya isomer.
Konformasi Senyawa Rantai Terbuka
Dalam suatu molekul rantai terbuka, atom-atomnya memiliki peluang tak terhingga jumlah penataan/posisinya di dalam suatu ruang. Gugus-gugus fungsi yang terikat pada ikatan karbon-karbon dalam senyawa alkana dapat berotasi dengan bebas mengelilingi ikatan tersebut. Oleh karena itu atom-atom dalam suatu senyawa rantai terbuka dapat memiliki posisi yang tak terhingga banyaknya di dalam ruang relatif satu terhadap yang lain. Pengaturan posisi atom yang bervariasi/berbeda-beda yang diakibatkan oleh rotasi ini disebut konformasi. Untuk menggambarkan konformasi, digunakan tiga jenis rumus yaitu :
1. Rumus dimensional
2. Rumus bola-dan-pasak
3. Proyeksi Newman
Proyeksi Newman Proyeksi Newman adalah pandangan ujung ke ujung dari dua atom karbon saja dalam molekul itu, sementara ikatan antar karbon tidak terlihat. Ketiga ikatan dari karbon depan tampak menuju pusat proyeksi sementara ketiga ikatan dari karbon belakang hanya tampak sebagian.
Rotasi gugus mengelilingi ikatan sigma menghasilkan konformasi yang berlainan, seperti eklips, gauche, goyang dan anti. Konformer dengan energi rendah lebih disukai. Pada temperatur kamar konformer dapat diubah menjadi satu sama lain dan karena itu mereka bukanlah isomer yang dapat diisolasi. Untuk cincin sikloheksana, disukai konformer bentuk kursi.
Terima Kasih
Wassalamualaikum Warahmatullah^^
waalaikumsalam anisa hidayanti
Deletejadi untuk menggambarkan konformasi digunakan tiga jenis rumus yaitu:rumus dimensional,rumus bola dan pasak dan proyeksi newman. terimakasi atas penambahannya anisa hidayanti
Assalamuaalaikum ayu, saya ingin bertanya apa perbedaan senyawa asimetrik dengan senyawa metrik?
ReplyDeletewaalaikumsalam nur hasanah
Deletesenyawa simetrik adalah senyawa yang mengikat 4 gugus yang sama sedangkan senyawa asimetrik merupakan senyawa yang mengikat 4 gugus yang berbeda, senyawa yang asimetrik belum tentu kiral karena senyawa dinyatakan sebagai kiral apabila senyawa tersebut mampu memutar bidang polarisasi.
Assalamu'alaikum Sri Wahyuni Oktavia,
ReplyDeleteBedasarkan resume yang ada paparkan diatas maka kapan kita menggunakan isomer Cis/Trans dan kapan menggunakan isomer E/Z? Dan apakah kita bisa menggunakan kedua isomer tersebut untuk contoh yang sama? Terima kasih
waalaikumsalam yeti priyana
Deletesaya akan mencoba menjawab pertanyaan dari saudari yeti
kita menggunakan isomer Cis dan Trans Ketika gugus substituen berorientasi pada arah yang sama, diastereomer ini disebut sebagai cis, sedangkan ketika subtituen berorientasi pada arah yang berlawanan, diastereomer ini disebut sebagai trans.dan kita menggunakan Z (Zusamen) jika dua substituen berprioritas leih tinggi berada pada sisi yang sama sedangkan E (Engegen) jika dua subsituen berprioritas lebih tinggi berada pada sisi yang berbeda berlawanan, susunan ini disebut E.
Berdasarkan mudah tidaknya berubah dari satu stereoisomer ke stereoisomer yang lain, stereoisomer dikelompokan menjadi dua kelompok, yakni :
1. Isomer-isomer konformasi / konfomer-konfomer yaitu mereka yang dapat berubah dari satu stereoisomer ke stereoisomer yang lain dengan hanya melalui pemuatan ikatan tunggal
2. Isomer-isomer konfigurasi yaitu mereka yang hanya dapat berubah dari satu stereoisomer ke stereoisomer yang lain melalui pemutusan dan penyambungan kembali ikatan-ikatan kovalen.
Dalam stereoisomer, atom yang menghasilkan isomer berada pada posisi yang sama namun memiliki pengaturan keruangan yang berbeda. Stereoisomer terbagi menjadi 2 yaitu isomer optikal dan isomer geometric.
IsomerGeometrikatau Isomer cis-trans merupakan stereoisomeryang berbeda karena gugus-gugus berada pada satu sisi atau pada sisi-sisi yang berlawanan terhadap letak ketegaran molekul.
Stereoisomer hanya berbeda dalam susunan atom mereka di dalam ruang. Stereoisomer terdiri dari dua jenis, enansiomer dan diastereomer. Diastereomer adalah stereoisomer dengan molekul tidak mencerminkan gambar satu sama lain.
Enantiomer adalah stereoisomer dengan molekul adalah gambar cermin non-superiposable satu sama lain. Enantiomer hanya terjadi dengan molekul kiral. Sebuah molekul kiral didefinisikan sebagai salah satu yang tidak identik dengan bayangannya. Oleh karena itu, molekul kiral dan bayangannya adalah enantiomer satu sama lain. Sebagai contoh, molekul 2-butanol adalah kiral, dan gambar cerminnya yang merupakan enansiomer.
Sebagaimana dinyatakan di atas isomer cis atau trans, dengan kata lain, E-Z isomer adalah bentuk stereoisomer. Sistem penamaan Cis trans diterapkan untuk penamaan senyawa sederhana, sedangkan sistem EZ digunakan untuk molekul yang lebih rumit.
Ketika molekul memiliki rotasi terbatas di beberapa tempat, isomer cis dan trans bisa eksis. Itu adalah ketika ada karbon – ikatan ganda karbon, ada rotasi terbatas, sehingga isomer cis Trans dapat hadir. Dalam sebuah molekul seperti 1,2 dibromoethene, dua kelompok bromin dapat berada di sisi yang sama dari ikatan rangkap atau di sisi berlawanan dari ikatan rangkap. Ini tidak masalah jika ikatannya adalah ikatan tunggal, karena atom bisa berputar.
Sistem Tata Nama (E) dan (Z)
Aturan Penandaan E dan Z untuk membedakan isomer alkena dengan dua substituen dapat kita gunakan istilah cis-trans, tetapi bagaimana jika alkena yang kita temukan memiliki tiga substituen atau empat substituen? Untuk kasus ini kita menggunakan penamaan menggunakan sistem E dan Z. Urutan prioritas kita butuhkan untuk mengurutkan penomoran pada substituen. Jika substituen dengan prioritas yang sama berposisi sama maka diberi tanda Z (Zussamen) sedangkan jika posisinya berlawanan diberi tanda E (Entgegen). Aturan yang digunakan untuk memberikan urutan prioritas disebut aturan Cahn-Ingold-Prelog (diambil dari nama ilmuwan yang menemukannya). Aturan-aturan tersebut adalah sebagai berikut: Aturan 1 : Lihat pada atom yang terikat langsung pada karbon ikatan rangkap lalu urutkan substituen tersebut berdasarkan nomor atomnya.
sehingga berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan kita tidak bisa menggunakan isomer Cis/Trans dan E/Z untuk contoh yang sama